Tingkatkan profit perusahaan Anda

 

Kenapa kok banyak perusahaan mengaplikasikan Lean, Kaizen, Business Process Management, Six Sigma, maupun berbagai macam istilah asing lainnya? Baik yang berbahasa inggris, berbahasa jepang, maupun berbahasa jerman. Seandainya pun ada istilah improvement dengan bahasa dewa, mungkin akan di adopsi juga. Kenapa? Kenapa berbagai perusahaan repot-repot melakukan improvement?

 

Demi kepuasan pelanggan? Demi efisiensi biaya? Demi bersaing dengan kompetitor? Supaya para karyawan cerdas dan lebih berilmu? Untuk memajukan bangsa dan negara? Tentu saja tidak!

 

Bukan itu tujuan akhirnya.

 

Setiap perusahaan selalu mendambakan satu hal yang pasti. Tujuan akhir setiap perusahaan hanya ada satu, yaitu : PROFIT! Itulah tujuan akhirnya. Tak percaya? Mari kita buktikan.

 

Supaya karyawan cerdas dan berilmu.

 

Buat apa sih perusahaan mengirimkan karyawannya ikut training, workshop, bahkan ikut inhouse trainingnya Integra yang mahal itu? Supaya karyawan pinter? Tentu saja! Setiap perusahaan sangat ingin karyawannya pinter dan berilmu tinggi.

 

Lalu, apa fungsinya karyawan yang pinter bagi perusahaan? Yah.. sudah pasti supaya si karyawan bisa membereskan setiap persoalan yang muncul di dalam perusahaan. Supaya karyawan bisa membawa perusahaan lebih maju dan berkembang.

 

Namun tentu saja, tak ada satupun perusahaan bisa “maju” dan terus “berkembang” bila tak ada profit. Dan sudah pasti juga, perusahaan tidak akan rela kalau Anda mendadak hengkang setelah dibuat pinter. Bener gak sih? Pasti ada batas waktunya dong, kapan Anda boleh hengkang setelah dibuat pinter.

 

Demi kepuasan pelanggan kah?

 

Lalu soal kepuasan pelanggan. Ini juga bukan tujuan akhir. Tentu saja karena tidak akan pernah ada yang puas 100%. Sepuas-puasnya pelanggan, kalau di iming-iming kualitas yang setara dengan harga lebih rendah oleh kompetitor, ya pasti pindah tuh pelanggan. Bener gak?

 

Lho, lalu kenapa banyak perusahaan yang menyebut kepuasan pelanggan dalam visi-misinya?

 

Mudah saja. Apa sih yang akan terjadi jika pelanggan sangat puas dengan produknya si perusahaan? Tentu mereka akan kembali menggunakan produk tersebut.

 

Semakin sering pelanggan menggunakan produk tersebut, maka semakin banyak pula profit yang dihasilkan perusahaan. Bukankah begitu logikanya?

 

Yah, kecuali jika perusahaan tersebut “hobi” menjual produk dibawah biaya produksi. Kalau hal itu juga menjadi “hobi” di perusahaan Anda yang sekarang, maka kami sarankan perbanyak membaca koran di hari sabtu dan minggu. Banyak sekali iklan lowongan kerja di hari-hari tersebut.

 

Demi Efisiensi Biaya semata?

 

Demikian juga dengan efisiensi biaya, itu juga bukan tujuan akhir. Kalau hanya melakukan efisiensi, tentu bisa dilakukan secara instan. Tak perlu repot improvement macam-macam.

 

Tinggal kurangi saja gaji karyawan, menghapus uang lembur, pokoknya tekan seminimal mungkin. Atau sekalian saja pakai bahan baku paling murah. Soal kualitas, itu urusan nanti. Tak perlu lah pakai metode Lean, BPM, TPM, 5S, dkk yang jelas-jelas juga butuh biaya untuk implementasinya. Belum lagi biaya jasa konsultan macam kami ini yang musti dikeluarkan. Itu sama sekali gak murah lho..

 

Jadi, efisiensi biaya jelas bukanlah tujuan akhir. Tujuan akhirnya tentu saja PROFIT. Buktinya, pakai jasa Integra keluar duit ratusan juta, tapi ada saja perusahaan yang pakai jasa kami.

 

Tentu perusahaan-perusahaan itu sudah memikirkan masak-masak, tak mungkin lah mereka asal dalam membuat keputusan. Selama hasil improvement kami lebih besar dari pada biaya jasa yang harus dibayarkan, tentu perusahaan-perusahaan itu akan tetap enjoy pakai Integra. Kalau sudah begitu, siapa yang tidak mau?

 

Demi memenangkan persaingan?

 

Lalu apakah alasan melakukan improvement, supaya perusahaan bisa menang bersaing dengan kompetitor? Tentu tidaaak..!

 

Pada dasarnya, setiap perusahaan tidak tertarik untuk menjadi no. 1 ataupun dianggap no. 1 oleh para kompetitornya. Setiap perusahaan, sebenarnya tidak peduli dengan kompetitor.

 

Justru fokus mereka adalah supaya dianggap no. 1 oleh para pelanggan dan calon pelanggannya. Lho, kok perusahaan ingin dianggap no. 1 oleh pelanggannya?

 

Tak lain, tak bukan, supaya pelanggan beli terus-menerus. Supaya “calon pelanggan” bisa berubah status menjadi “pelanggan”. Intinya, supaya ada penjualan. Dengan adanya penjualan, diharapkan dapat profit!

 

Jadi, mau pakai alasan apapun, sebenarnya tujuan akhir setiap perusahaan adalah profit. Jika perusahaan merugi, maka cepat atau lambat seluruh karyawan yang akan kena getahnya.

 

Nah, sekarang kita tahu bahwa perusahaan menerapkan TPM, 5S, Kaizen, TQM, Six Sigma, dkk adalah untuk mendapatkan profit. Profit tersebut didapatkan dari setiap sen penghematan yang merupakan hasil implementasi tools maupun metode improvement diatas.

 

Lalu pertanyaan kami adalah:

Apakah implementasi berbagai tools/metode improvement pada perusahaan Anda memang terbukti menambah profit?

Silahkan direnungkan.

 

Salam,

Panji R.