Sebenarnya apa sih Lean Manufacturing itu? Jika kita mencari definisi Lean Manufacturing di internet, maka kita temukan sangat banyak sekali definisi. Baik yang hanya beberapa kalimat, hingga definisi yang menghabiskan berlembar-lembar halaman. Lean Manufacturing merupakan filosofi sekaligus kumpulan berbagai tools yang telah terbukti mampu memberikan kesuksesan dalam dunia bisnis.

 

Sayangnya, mayoritas definisi yang ada telah melupakan poin penting dari Lean itu sendiri. Mayoritas orang mendefinisikan Lean Manufacturing sebagai serangkaian proses untuk menghilangkan waste. Memang, kalau dilihat sepintas ada benarnya juga. Namun definisi ini justru melupakan bagian yang paling penting dari Lean Manufacturing.

 

Jika kita hanya terfokus pada proses internal yang bertujuan menghilangkan waste, mengurangi biaya, atau meningkatkan profit, maka kita telah melupakan hal yang utama dan paling penting dari Lean, yaitu: apa value-nya bagi pelanggan? Apa yang terpenting bagi mereka?

 

Keinginan menggebu untuk mengurangi biaya telah disalah artikan sebagai salah satu bagian dari keinginan pelanggan. Kalau sudah begini, maka organisasi bukannya menjadi lean (ramping), malah justru mengidap anoreksia (kelainan psikis yang diderita seseorang berupa kehilangan nafsu makan, sehingga menjadi sangat kurus).

 

Keinginan menggebu itu nantinya justru menghilangkan kemampuan adaptasi pada perubahan pasar. Bahkan menyulitkan organisasi itu sendiri ketika ada permasalahan pada internal perusahaan atau pada supplier.

 

Ini pulalah yang membuat berbagai organisasi yang telah menerapkan lean, akhirnya kembali pada cara-cara lama yang tidak efisien, menambah kembali pekerja yang telah dikurangi, dan lain sebagainya.

 

Lean Manufacturing itu tentang mengutamakan customer. Apa value-nya bagi customer? Apa fitur dan service yang di inginkan customer? Kapan mereka menginginkannya? Pada harga berapa mereka mau membayarnya? Tanpa informasi mendasar ini, tak mungkin membuat suatu sistem yang bagus.

 

Value-value tersebut diatas itulah yang harus dibuat “mengalir”. Mulai dari tahapan raw material hingga nanti produk sampai ke tangan customer. Value stream seperti itulah yang sangat diperlukan untuk menghasilkan produk sesuai keinginan customer. Hal ini disebut juga Just-In-Time (JIT). Memproduksi apa yang di inginkan customer, pada saat mereka menginginkannya.

 

Begitu kita telah mendefinisikan value yang terpenting bagi customer, barulah kita lakukan improvement pada produk ataupun proses yang ada. Jangan dibalik!

 

Semua proses diatas haruslah dilakukan oleh siapapun di dalam organisasi. Apa pun level dan jabatannya.

 

Jika seluruh tahapan tersebut telah dilakukan, maka kita tidak akan pusing mengurangi waste. Karena kita telah berada pada tahap mencegah waste. Bukan lagi pada tahapan mengurangi waste! Sudah naik setingkat!

 

Jadi, jika organisasi anda ingin menerapkan lean manufacturing, jangan lah berfokus pada internal organisasi untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Fokus lah pada keinginan customer untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang.

 

Lean tools seperti 5S, value stream mapping (VSM), seven waste, single minute exchange or die (SMED), dsb memang merupakan bagian penting dari Lean Manufacturing. Banyak organisasi yang telah menerapkan berbagai tools tersebut. Namun, bukan berarti organisasi tersebut serta merta tergolong organisasi yang Lean. Bisa jadi malah terkena anoreksia.

 

Panji R.

Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.